HARI Rabu (6/7/2016), tepat di Hari Lebaran, gempabumi tektonik mengguncang wilayah Buntok-Muara Teweh dan sekitarnya. Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempabumi ini terjadi pada pukul 14.03.01 WIB dengan kekuatan M=4,5 Skala Richter. Episenter gempabumi ini terletak pada koordinat 1,43 LS dan 115,14 BT, tepatnya di darat pada jarak 50 kilometer arah timurlaut Kota Buntok, Barito Selatan pada kedalaman hiposenter 10 kilometer.
Berdasarkan analisis peta guncangan (shakemap) BMKG, tampak bahwa guncangan gempabumi ini dirasakan di beberapa tempat seperti di Buntok dan Muara Teweh dalam skala intensitas II SIG BMKG (II-III MMI) serta di Sikan, Tungka dan Benangin dalam intensitas II SIG-BMKG (III-IV MMI). Di daerah ini guncangan gempabumi dirasakan cukup kuat oleh orang banyak, benda yang tergantung berayun-ayun,dan jendela kaca bergetar. Berapa orang dilaporkan sempat terkejut dan berlarian keluar rumah. Namun demikian hingga saat ini belum ada laporan mengenai adanya kerusakan sebagai dampak gempabumi.
Jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempabumi yang terjadi merupakan jenis Gempabumi Dangkal. Dengan memperhatikan peta geologi di zona guncangan, tampak bahwa di daerah ini memang banyak dipengaruhi oleh struktur geologi berupa lipatan dan sesar. Struktur lipatan berupa antiklin dan sinklin yang ada di daerah ini berarah relatif utara-selatan. Sehingga dengan kedalaman hiposenter gempabumi 10 kilometer, maka dapat disimpulkan bahwa gempabumi ini dipicu oleh aktivitas sesar aktif. Di zona Barito Selatan- Barito Utara memang terdapat sebaran beberapa sesar mikro dan belum diberi nama.
Terkait peristiwa gempabumi yang mengguncang Buntok-Muara Teweh dan sekitarnya, hingga laporan ini disusun belum terjadi gempabumi susulan (aftershocks). Untuk itu masyarakat setempat dihimbau agar tetap tenang karena berdasarkan monitoring BMKG sangat kecil kemungkinan akan terjadi gempabumi susulan.***
Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG
Twitter: @daryonobmkg
0 komentar:
Post a Comment