• This is Slide 1 Title

    This is slide 1 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • This is Slide 2 Title

    This is slide 2 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • This is Slide 3 Title

    This is slide 3 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

Saturday, April 30, 2016

PENDAKI GN SEMERU KE 2

Mengenal org ke dua yang mendaki Gunung Semeru.....Franz Wilhelm Junghuhn tahun 1838...
Franz Wilhelm Junghuhn lahir di Mansfeld, Jerman, 26 Oktober 1809. Beliau merupakan seorang naturalis, dokter, botanikus, geolog, dan juga seorang penulis yang berjasa terhadap penelitian di Pulau Jawa.
Di Paris, ia bertemu dengan seorang Botanikus berkebangsaan Belanda,Christian Hendrik Persoon, yang merekomendasikan Junghuhn untuk masuk Tentara Kolonial Belanda sebagai Dokter, dan pada 13 Oktober 1835 ia tiba di Batavia (Jakarta)
Setibanya di Pulau Jawa, ia melakukan penelitian yang ekstensif terhadap alam dan penduduk Jawa. Hasil dari penelitiannya tersebut berupa peta pertama topografi pulau Jawa pada tahun 1845. Peta itu lengkap menggambarkan pembagian wilayah sekaligus kontur Jawa dan menampilkan gunung-gunung di Jawa dalam berbagai variasi tinggi.
Pada Tahun 1837 Junghuhn menemukan pertama kali kawasan kawah putih, Ciwidey, yang kini terkenal sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Kota Bandung.
Salah satu jasa beliau dalam dunia kesehatan diantaranya adalah dalam hal merintis budidaya tanaman kina yang berkhasiat untuk mengobati penyakit malaria yang pada saat itu merupakan penyakit yang sedang mewabah. Bahkan selepas wafatnya beliau atau tepat pada akhir abad ke 19, Hindia Belanda memasok 2/3 kebutuhan kina dunia.
Dalam ekspedisinya mendaki gunung-gunung di seluruh Indonesia (Hindia Belanda pada saat itu) tercatat bahwa Jughuhn adalah orang kedua yang mendaki Gunung Semeru, Jawa Timur, melalui jalur gunung Ayek-ayek, gunung Inder-inder dan gunung Kepolo, setelah percobaan pertama dilakukan oleh Clignet (1838) seorang ahli geologi berkebangsaan Belanda dari sebelah barat daya lewat Widodaren.
Saat ini sendiri, jalur pendakian Semeru yang umum dilakukan adalah melalui lereng utara via Ranu Pane - Ranu Kumbolo.
Pada 24 April 1864, ketika deraan disentri amoeba membawa Junghuhn semakin mendekati sakaratul maut, kepada IsaƤc Groneman--pengagum, sahabat, sekaligus dokter pribadinya yang menemani--dia menyebutkan permintaan terakhir yang terdengar begitu puitis sekaligus menggetarkan: "Sahabatku yang baik, bukakanlah untuk aku jendela-jendela. Aku ingin berpamitan dengan gunung-gunungku tercinta. Untuk terakhir kali, aku ingin memandang hutan-hutan, aku ingin menghirup udara pegunungan."
Dengan Berselempang kain di leher, lelaki petualang dengan infeksi usus besar yang menyiksa itu menyunggingkan senyum. Matanya yang setajam mata elang tak juga sayu. Seperti akan menerima kebahagiaan. Groeneman membuka jendela-jendela dan menyeruaklah hawa dingin dan segar dari arah Gunung Tangkuban Perahu di depan yang seperti raksasa tergolek dalam kabut tebal di remang-remang bulan tua.
Saat itu hampir jam tiga dini hari. Usia Junghuhn 54 tahun dan hingga mengembuskan napas terakhir, sang penutup zaman naturalis generalis terakhir itu tetap memegang teguh bahwa hanya alam sajalah "sumber segala kebenaran" serta satu-satunya "manifestasi ilahiah". Junghuhn wafat sebagai koppige bergbewoner alias "orang gunung yang keras kepala".
Makamnya terdapat di kaki Gunung Tangkuban Perahu di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Dalam sebuah taman, yang didalamnya terdapat sisa-sisa tanaman Kina, baik dari jenis Cinchona succirubra maupun C. ledgeriana.
Namanya kini diabadikan sebagai nama beberapa jenis tanaman yaitu Cemara gunung (Casuarina Junghuhniana) , Cyathea junghuhniana and Nepenthes junghuhnii.

GUNUNG BAYANGKAKI - PONOROGO - JATIM


Berada di desa Temon kec Sawo Ponorogo
Menurut keyakinan/kepercayaan penduduk di situ terdapat makam Pangeran Kalipo Kusumo yg diyakini sbgai anak dr Pakubuwono 1 dr Kartasura
Ada 4 puncak yaitu puncak gunung ijo,puncak gunung tuo,puncak tumpak atau bayangkaki dan puncak gentong
Dan ada lg mitos yg berkembang jk pada musim kemarau puncak gentong terbakar dgn sdrinya maka musim hujan akan sgera tiba..
Sungguh keindahan yg terselimuti misteri

Thursday, April 28, 2016

PENDAKIAN GN GUNTUR RESMI DI BUKA

Info BKSDA 28-4-2016 adalah batas penutupan pendakian Gn Guntur.
Dan mulai besok 29-4-2016 pendakian Gunung Guntur kembali dibuka normal.
Tetap pertimbangkan faktor cuaca. Safety first !
Terimakasih

Wednesday, April 27, 2016

SOPIR MENINGGAL AKIBAT TRUCK MASUK JURANG DI TULUNGAGUNG - JATIM

Sekitar pukul 12.00 WIB sebuah truck masuk jurang di Desa Sawo, Campurdarat, Tulungagung. Kecelakaan berawal ketika Truck Mitsubishi nopol AG 8986 US muatan batu marmer yang dikemudikan Kiki alias Gondrong warga Dusun Banaran, Desa Besuki, Kecamatan Besuki Tulungagung. Saat itu truck baru saja mengambil batu marmer dari
Tanggung gunung dan akan turun ke Campurdarat namun karena jalan dari Tanggung gunung mendekati Telaga Mburet menurun / Letter S, akhirnya truk oling dan masuk ke dalam sungai dalam keadaan terbalik. Truk terjun ke jurang sedalam kurang
lebih 25 meter dan sopir dalam keadaan terjepit .
Sementara ada 2 penumpang selain 1 sopir dalam truck tersebut. Sopir atas nama Kiki (30), 2 pekerja lainnya atas nama Koko (22) dan Sucip Prawoto (32) yang semuanya warga Besole , Besuki, Tulungagung.
Sopir atas nama kiki warga dusun banaran Besuki mengalami luka tangan patah dan dilarikan ke RSUD Dr. Iskak Tulungagung, sementara 2 penumpang lainnya sempat dilarikan ke Puskesmas Campurdarat untuk mendapatkan perawatan. Pekerja atas nama Koko mengalami patah pada pergelangan tangan kanan dan akhirnya di larikan ke RSUD Dr. Iskak Tulungagagung untuk dilakukan perawatan dan 1 pekeja
lainnya atas nama Sucip Prawoto selamat. Sementara Kiki (sopir) sempat mendapatkan perawatan di RS. Iskak Tulungagung tetapi akhirnya nyawanya tidak tertolong .

ANGGOTA POLAIR POLRES LANGSA TERJATUH DAN TENGGELAM SAAT PENYERGAPAN KAPAL THAILAD DI PANTAI ACEH

27/04/2016
Terima informasi dari Kasat.Polair Kuala Langsa pukul 12.00 wib tentang hilangnya anggota Satuan Polair Polres langsa a/n Brigadir Ahmad Sauqi NRP.62120588 pada saat beroprasi melakukan penangkapan Kapal Thailand tadi malam, Korban tergelincir dari Kapal dan jatuh tenggelam, kejadian sekitar pukul 00.05 wib di atas perairan A.Timur atau 40 mil dari bibir pantai, Pencarian menggunakan kapal Polisi dan Boat milik nelayan dilakukan sejak diterima informasi tersebut, Tim SAR Gabungan dari Polres langsa, Polair Langsa, TNI AL, Satgas Sar Kota Langsa, Satgas Sar Aceh Tamiang, Satgas Sar Aceh Timur terus berupaya melakukan pencarian terhadap korban.
Kepala kantor SAR B.Aceh juga mengerahkan Kapal KN.Kresna milik Basarnas Aceh untuk membantu melakukan pencarian terhadap korban.
Dan selanjutnya 4 ABK Kapal Thailand yang tertangkap sudah berhasil di amankan oleh pihak kepolisian.

Tuesday, April 26, 2016

LONGSOR MENIMPA PENAMBANG PASIR DI KAB KLATEN

SELASA 26-04-2016 , 08.05 WIB
Terjadi laka tambang pasir manual(longsor),lokasi dk.tawang ds.sidorejo kec.kemalang kab.klaten.
kronologi ;tiba-tiba batu besar jatuh dari ketinggian tebing 4meter lalu menghantam korban yang terkena longsoran.
kemudian Tim melakukan evakuasi dibantu relawan dan warga , korban ditemukan sekitar pukul 10.30 WIB.
korban MD : 2 wanita
korban selamat : 1 laki-laki

LONGSOR MEMUTUS JALAN UTAMA KOTA PAGARALAM - SUMATRA

26 april 2016
Kewaspadaan Melintas di Titik Longsor..
Tingginya intensitas hujan terus berlangsung di Kota Pagaralam, tak jarang menjadikan sejumlah ruas jalan Negara longsor, tak terkecuali jalan di kawasan Liku Lematang dan Liku Indikat,..
Salam Tangguh dan Salam Kemanusiaan

Monday, April 25, 2016

13 PENDAKI TERSESAT DI GN GEDE

13 orang Pecinta Alam Pemula dikabarkan sempat tersesat di kawasan Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), Sukabumi, Jawa Barat. Mereka tersesat saat mengikuti Diklat dasar pecinta alam.
"Mereka mendaki pada Jumat (22/4/2016), melalui jalur Cibodas, Cianjur. Ketika dalam perjalanan turun pada Minggu (24/4) mereka panik karena kehabisan logistik dan tersesat di jalur Simpang Gondrong, kondisi gelap," kata Herman Anggota SAR PAKSI EXTRASS, kepada sejumlah wartawan, Senin (25/4/2016).
Beruntung, dalam keadaan tersesat posisi belasan pecinta alam pemula yang mayoritas pelajar SMA tersebut berada di lokasi yang terjangkau sinyal telpon seluler. 
"Mereka kemudin menghubungi keluarga dan tim PAKSI EXTRASS di Sukabumi sekitar pukul 22.00 WIB malam tadi, memberitahukan posisi. Kita bentuk tim dan melakukan penyelamatan," lanjutnya.
"Ke 13 pecinta alam tersebut akhirnya ditemukan dalam kondisi sehat dan langsung dievakuasi melalui jalur tak resmi yakni di Cipetir, Kecamatan Kadudampit," imbuh Herman.
Sementara itu menurut keterangan Kepala Pengelolaan Taman Nasional (PTN) Wilayah II Sukabumi Sri Handajani dari belasan pendaki tersebut hanya tedeteksi sebanyak 5 orang yang resmi mengantongi Surat Ijin Memasuki Kawasan Konservasi (Simaksi).
"Aktivitas yang mereka lakukan diduga ilegal, karena yang terpantau oleh kita hanya 5 orang kok belakangan tahu-tahu bisa jadi belasan orang begitu. Kita sudah menahan dua identitas kependudukan milik mereka, yang lain ngakunya nggak bawa KTP. Kita akan umumkan dan berikan sanksi tegas berupa memasukan namanya ke daftar hitam ," kata Sri.
Sri juga menyebut apabila ada pecinta alam yang mendaki menggunakan jalur resmi dan mengantongi Simaksi tentu apabila ada masalah pihaknya akan ikut bertanggung jawab.
"Jika ada pendakian ilegal hanya karena landasan kemanusiaan kita melakukan pertolongan jika mereka tersesat karena sebenarnya bukan tanggung jawab kita, memang apa susahnya bikin Simaksi dan pakai jalur resmi kita juga kan gak mempersulit," tandasnya.
Sumber : detik

Sunday, April 24, 2016

DI BALIK PESONA RANUKUMBOLO (GN SEMERU)

Prasasti Ranu Kumbolo. Prasasti ini berada di tepian danaunya. Ada sebuah tulisan di batu prasasti tersebut, yaitu Ling Deva Mpu Kameswara Tirthayatra. Menurut sejarawan M.M. Sukarto Atmojo, tulisan yang berbahasa Jawa kuno tersebut, dapat diartikan bahwa ketika itu, Prabu Kameswara pernah melakukan kunjungan suci dengan mendaki Gunung Semeru. Angka tahun prasasti, masih menurut sang sejarawan, berkisar pada 1182 M.